Ekspor Indonesia Bulan Februari 2024 mencapai US$19,31 miliar, turun 5,79 persen dibanding Januari 2024 dan Impor Indonesia Bulan Februari 2024 senilai US$18,44 miliar, turun 0,29 persen dibanding Januari 2024
Jadwal Rilis :
Hit :
Abstraksi
A. Perkembangan Ekspor
- Nilai ekspor Indonesia Februari 2024 mencapai US$19,31 miliar atau turun 5,79
persen dibanding ekspor Januari 2024. Dibanding Februari 2023 nilai ekspor turun
sebesar 9,45 persen.
- Ekspor nonmigas Februari 2024 mencapai US$18,09 miliar, turun 5,27 persen
dibanding Januari 2024, dan turun 10,15 persen jika dibanding ekspor nonmigas
Februari 2023.
- Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Februari 2024 mencapai US$39,80
miliar atau turun 8,81 persen dibanding periode yang sama tahun 2023. Sementara
ekspor nonmigas mencapai US$37,19 miliar atau turun 9,24 persen.
- Dari sepuluh komoditas dengan nilai ekspor nonmigas terbesar Februari 2024,
komoditas dengan penurunan terbesar dibanding Januari 2024 adalah besi dan
baja sebesar US$622,5 juta (27,08 persen), sedangkan peningkatan terbesar
terjadi pada bijih, logam, terak, dan abu sebesar US$223,5 juta (34,01 persen).
- Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–Februari
2024 turun 7,64 persen dibanding periode yang sama tahun 2023, demikian juga
ekspor hasil pertambangan dan lainnya turun 15,95 persen, sedangkan ekspor hasil
pertanian, kehutanan, dan perikanan naik 8,18 persen.
- Ekspor nonmigas Februari 2024 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu US$4,06 miliar,
disusul Amerika Serikat US$2,10 miliar dan India US$1,53 miliar, dengan kontribusi
ketiganya mencapai 42,52 persen. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27
negara) masing-masing sebesar US$3,10 miliar dan US$1,41 miliar.
- Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–Februari
2024 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$5,95 miliar (14,95 persen), diikuti
Kalimantan Timur US$4,17 miliar (10,47 persen), dan Jawa Timur US$3,80 miliar
(9,55 persen).
B. Perkembangan Impor
- Nilai impor Indonesia Februari 2024 mencapai US$18,44 miliar, turun 0,29 persen
dibandingkan Januari 2024 atau naik 15,84 persen dibandingkan Februari 2023.
- Impor migas Februari 2024 senilai US$2,98 miliar, naik 10,42 persen dibandingkan
Januari 2024 atau naik 23,82 persen dibandingkan Februari 2023.
- Impor nonmigas Februari 2024 senilai US$15,46 miliar, turun 2,12 persen
dibandingkan Januari 2024 atau naik 14,42 persen dibandingkan Februari 2023.
- Dari sepuluh golongan barang utama nonmigas Februari 2024, mesin/peralatan
mekanis dan bagiannya mengalami penurunan terbesar senilai US$112,0 juta
(3,91 persen) dibandingkan Januari 2024. Sementara peningkatan terbesar adalah
kendaraan dan bagiannya US$87,5 juta (13,36 persen).
- Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–Februari
2024 adalah Tiongkok US$11,87 miliar (37,98 persen), Jepang US$2,24 miliar
(7,17 persen), dan Thailand US$1,87 miliar (5,98 persen). Impor nonmigas dari
ASEAN US$5,54 miliar (17,73 persen) dan Uni Eropa US$1,92 miliar (6,15 persen).
- Menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Januari–Februari 2024 terhadap
periode yang sama tahun sebelumnya terjadi peningkatan pada golongan barang
konsumsi US$672,9 juta (22,73 persen), bahan baku/penolong turun US$1.087,2
juta (4,23 persen), dan barang modal US$812,5 juta (14,20 persen).
- Neraca perdagangan Indonesia Februari 2024 mengalami surplus US$0,87 miliar
terutama berasal dari sektor nonmigas US$2,63 miliar, namun tereduksi oleh
defisit sektor migas senilai US$1,76 miliar.